Beberapa pertanyaan di bawah ini sering sekali ditanyakan oleh para peminat beasiswa KAU, terutama lewat Fanpage KAUnesia.org. Di tulisan ini, saya berusaha jawab sesuai dengan yang saya ketahui dan berdasarkan peraturan yang berlaku di KAU pada saat tulisan ini dibuat. Sekali lagi, beberapa pertanyaan saya jawab dengan sangat subyektif sesuai pengetahuan saya. Oh ya, sebelum membaca tulisan ini ada baiknya membaca tulisan saya sebelumnya mengenai prosedur pendaftaran beasiswa pascasarjana ke KAU.

Apakah ada format khusus untuk surat rekomendasi yang dibutuhkan saat mendaftar ke KAU?

Tidak ada format khusus. Saya pribadi menggunakan format deskriptif/naratif. Tetapi ingat, gunakan kertas kop resmi institusi pemberi rekomendasi. Sekali lagi, untuk isi dan format bebas dan fleksibel. Tidak harus sama dengan yang lain.

Apakah KAU menerima mahasiswa pascasarjana asing wanita?

Berdasarkan info dari teman yang sedang menempuh PhD di Department of Information Systems, ada 1 mahasiswa wanita dari Indonesia yang sedang menempuh studi PhD di departemen tersebut. Namun, yang bersangkutan studi dengan skema internal scholarship, artinya sudah tinggal di Saudi baru kemudian apply ke KAU. Selain itu, jika melihat sistem pendaftaran beasiswa KAU yang salah satu isiannya mengakomodir gender (male/female), berarti KAU memang menerima mahasiswa asing wanita. Tetapi tentu saja tidak semua program yang tersedia di male campus tersedia juga di female campus (note: kuliah antara mahasiswa laki-laki dan wanita terpisah di KAU). Rekan-rekan female yang tertarik, tidak ada salahnya mencoba.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan sejak proses pendaftaran hingga pengumuman diterima atau tidak?

Ini pertanyaan yang sulit dijawab karena di website KAU tidak disebutkan timeline dari pendaftaran sampai diterima. Sebagai gambaran, saya apply di awal 2018, mendapatkan calling visa di akhir 2019, dan berangkat awal 2020. Yang bisa saya infokan, untuk menerima mahasiswa asing KAU harus mendapat persetujuan dari Saudi Ministry of Education (MOE). Setelah mendapat approval dari MOE, KAU harus menunggu approval juga dari Ministry of Foreign Affairs (MOFA) untuk penerbitan calling visa. Calling visa inilah yang sebetulnya “the real letter of acceptance” dan yang akan digunakan untuk mengurus visa keberangkatan di Kedutaan Saudi di Indonesia. Intinya, harus banyak sabar menunggu. Sekedar saran, selama proses menunggu kepastian di KAU, jangan nganggur, carilah pekerjaan yang bisa dikerjakan 😃. Atau kalau memang sedang menjalankan posisi sebagai scholarship hunter, daftarlah juga beasiswa di negara lain.

Apakah uang bulanan sebesar 1890 SAR yang diberikan KAU cukup?

Insya Allah cukup. Saya sendiri (belum membawa keluarga) “cuma” menghabiskan sekitar 600 SAR per bulan. Biaya hidup yang realistis menurut saya sekitar 600-750 SAR per bulan. Lihat rinciannya di bawah.

Berapa biaya hidup sebagai mahasiswa pascasarjana KAU?

Kira-kira gambaran komponen biaya hidup di KAU adalah sebagai berikut:

  • Makan 3x sehari di kantin kampus: sarapan 5 SAR, makan siang 9 SAR, makan malam 9 SAR per hari
  • Pulsa: 10-30 SAR per bulan (tergantung kebutuhan, bisa lebih)
  • Beli camilan: 5-10 SAR per hari (tergantung gaya dan selera makan, bisa lebih bisa kurang)
  • Biaya transportasi dari asrama ke kampus: gratis (disediakan bus oleh kampus)
  • Biaya transportasi lain: sesuai gaya hidup
  • Biaya berobat kalau sakit: gratis di klinik kampus

Harga makanan di kantin kampus dan kantin asrama mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kalau mau berhemat, bisa masak sendiri atau membeli makanan di luar asrama.

Apakah KAU menyediakan asrama bagi mahasiswa pascasarjana?

Untuk mahasiswa internasional yang datang dari luar Saudi di semua jenjang (baik pascasarjana maupun jenjang lain), asrama single disediakan secara gratis. Fasilitas tambahan gratis yang disediakan di asrama mencakup listrik, air, dan internet. Sedangkan untuk mahasiswa yang membawa keluarga, kampus menyediakan asrama keluarga, tapi tidak gratis dan harus mengantri.

Apakah bisa membawa keluarga selama studi di KAU?

Insya Allah bisa. Ada dua hal berbeda yang berkaitan dengan membawa keluarga selama studi di KAU. Yang pertama adalah perihal membuat visa undangan untuk keluarga. Membuat visa keluarga ini hanya bisa dilakukan lewat bagian kemahasiswaan KAU, namun pengajuan baru boleh dilakukan setelah 1 semester studi terlewati dengan syarat IPK minimal 3,75 (skala 5). Yang kedua adalah perihal mendapatkan fasilitas asrama keluarga di kompleks asrama mahasiswa KAU. Dua hal ini adalah dua hal yang berbeda. Ketika pengajuan membawa keluarga kita disetujui kampus, bukan berarti saat itu mendapat fasilitas asrama keluarga. Sekali lagi, ada antrian yang harus ditunggu. Sayangnya, antriannya sangat panjang dan kurang begitu jelas bagaimana jalannya antrian tersebut. Bagi yang sudah ingin membawa keluarga tapi belum jatah antriannya, ada alternatif tempat tinggal lain yaitu dengan menyewa flat di luar kampus. Biaya ditanggung sendiri. Saya sendiri sampai saat ini belum mendapatkan jatah asrama keluarga dan konsekuensinya belum bisa membawa keluarga. Untuk diketahui, biaya flat yang layak di Jeddah sangat mahal (minimal 2000 SAR per bulan) berdasarkan survey pribadi terakhir.

Selain asrama keluarga, apakah KAU memberikan fasilitas lain untuk keluarga, semisal tunjangan keluarga?

Konsekuensi logis membawa keluarga selama studi adalah bertambahnya biaya hidup. Namun, kampus tidak memberikan tunjangan khusus untuk keluarga.

Bagaimana beban kuliah pasca di KAU? Beratkah?

Jawabannya sangat beragam, tergantung jurusan/department. Khusus untuk program PhD di jurusan saya (Electrical and Computer Engineering), I would say (IMHO) it’s tough, bro. Apalagi ujian komprehensif-nya itu lho, yang kalau gagal terancam DO. Insya Allah di postingan lain, akan saya tulis kurikulum PhD di jurusan saya.

Demikian, semoga bermanfaat.