Salah satu hikmah adanya pandemi COVID-19 adalah membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit ๐Ÿ˜, qaddarullah wa masya-a faโ€™ala. Termasuk urusan kembali ke Saudi setelah liburan musim panas di Indonesia. Sebenarnya liburan sudah usai dan perkuliahan Fall 2020 juga sudah berjalan 7 minggu secara online. Keputusan terbaru Kementerian Pendidikan (MOE) Saudi juga menetapkan kuliah online akan tetap dilaksanakan hingga akhir Fall 2020. Tapi karena Pak Dosen mengindikasikan mau ujian offline (sebelum pengumuman MOE keluar), sebagai mahasiswa yang baik & profesional tentu saya manut saja kembali ke Saudi ๐Ÿ˜€. Later on, setelah pengumuman MOE tersebut keluar, ujian-nya diputuskan gak jadi online. Ya sudahlah, mungkin memang sudah saatnya kembali ke Saudi. Hikmahnya, bisa segera ngurus calling visa anak istri.

Kembali ke proses terbang ke Saudi. Karena adanya pandemi ini, ada beberapa proses tambahan yang harus dijalani untuk bisa terbang ke Saudi. Proses yang saya jalani, agak panjang dan money-consuming, kurang lebih terdeskripsikan di poin-poin berikut:

  1. Otoritas penerbangan sipil Saudi (GACA) mewajibkan residen pemegang exit re-entry visa yang akan kembali ke Saudi untuk menunjukkan hasil tes PCR negatif dengan waktu tes swab maksimal 72 jam dari saat kedatangan di Saudi (bukan saat boarding/check in penerbangan di Indonesia). Tes harus dilakukan oleh lab yang terverifikasi (tidak disebutkan harus ke lab tertentu secara spesifik). Berarti kalau saya (misalnya) terbang ke Saudi 17 Oktober 2020, maka saya harus melakukan tes PCR tanggal 15 Oktober 2020, tidak boleh sebelum itu karena hasilnya akan menjadi tidak berlaku.

  2. Untuk keperluan ini, saya sudah mencoba cari info di beberapa rumah sakit dan lab di Semarang yang sekiranya mampu mengeluarkan hasil tes PCR maksimal 1 hari dari saat tes dilakukan. Hasilnya nihil, bahkan rumah sakit terkenal di Semarang semacam RS Telogorejo, Columbia Asia, dan RS Nasional Diponegoro paling cepet mampunya 2 hari. Khusus untuk 2 nama yang disebut di awal, biayanya pun mahal (diatas 2 juta).

  3. Angin segar datang ketika muncul pengumuman bahwa Saudia Indonesia melakukan kerjasama dengan Lab Indofarma untuk memfasilitasi tes PCR bagi calon penumpang Saudia dengan biaya yang lebih murah (1,3 juta). Sebenarnya tidak harus tes PCR di sini, tapi ya itu tadi, biayanya lebih murah dibanding beberapa rumah sakit di Semarang yang saya survei dan karena sudah kerjasama dengan pihak Saudia, mestinya ada jaminan bahwa hasil tes bisa dikeluarkan dalam waktu maksimal 1 hari.

  4. Tanggal 1 Oktober 2020, saya telpon kantor Saudia Jakarta (bagian ticketing, no-nya ada di saudiairlines.co.id) untuk re-schedule tiket dari tanggal 1 Februari 2021 ke 17 Oktober 2020. Alhamdulillah langsung di-approve tanpa harus menunjukkan/mengirimkan dokumen ini itu, cukup menyebukan no tiket saja.

  5. Setelah jadwal penerbangan diubah, tanggal 2 Oktober 2020 saya mendaftar tes PCR di Lab Indofarma lewat Saudia. Caranya dengan kirim pesan ke no WA Saudia (ada di saudiairlines.co.id juga). Nanti diberi g-form pendaftaran untuk mengisi data. Namun sebelum mengisi g-form tersebut, kita harus transfer biaya tes 1,3 juta ke rekening PT Ayuberga dulu. Setelah daftar, voucher tes PCR dijanjikan dikirim dlm 2-3 hari.

  6. Tanggal 5 Oktober 2020, voucher tes PCR dikirim via email. Di situ disebutkan bahwa saya terjadwal untuk tes PCR tanggal 15 Oktober 2020 di Lab Indofarma.

    Voucher tes PCR di Lab Indofarma
  7. Tanggal 8 Oktober 2020, saya beli tiket Batik Air Semarang-Halim untuk penerbangan tanggal 14 Oktober 2020 dengan pertimbangan lokasi Lab Indofarma yang dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Sudah siap-siap mencari penginapan di sekitar Halim, tiba-tiba tanggal 12 Oktober 2020 saya terima notifikasi pembatalan penerbangan: penerbangan ke Halim di-cancel dan diganti penerbangan ke Soetta dengan jadwal lebih awal, haha. Untung belum jadi booking penginapan.

  8. Untuk bisa terbang, butuh surat bebas COVID. Tapi untuk penerbangan lokal, tes PCR bisa diganti dengan tes rapid. Untuk lion grup, mereka kerjasama dengan Ultra Medica Lab untuk tes rapid-nya. Biayanya 95 ribu dan voucher-nya bisa dibeli bersamaan dengan pembelian tiket.

  9. Tanggal 12 Oktober 2020, saya ke Ultra Medica Semarang (lokasi di Jl. Ronggolawe Timur, Karangayu, Semarang Barat) untuk tes rapid. Karena tes rapid, hasilnya rapid juga ๐Ÿ˜. Alhamdulillah non-reaktif, siap terbang.

    Lokasi tes rapid: Lab Ultra Medica, Jl Ronggolawe Timur Semarang
  10. Tanggal 14 Oktober 2020, hari yang tidak dinanti karena harus terbang ke Jakarta dan meninggalkan anak istri (lagi) untuk sementara. Tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang, diminta untuk menunjukkan hasil tes rapid pada saat masuk. Setelah itu, akan ada beberapa loket khusus untuk verifikasi hasil tes rapid. Kita wajib ke situ untuk โ€œnyetempelโ€ hasil tes rapid. Setelah stempel hasil tes rapid, baru kita bisa check in seperti biasa. Selain tes rapid, untuk perjalanan lokal ini penumpang diwajibkan juga untuk aktivasi aplikasi eHAC dari Kementerian Kesehatan. Nanti begitu tiba di bandara tujuan, QR code hasil aktivasi eHAC kita akan dicek/di-scan.

    Siap terbang dengan peralatan proteksi lengkap
  11. Pesawat terjadwal terbang jam 9.30 dan alhamdulillah on time, bahkan terbang lebih awal (ini jarang-jarang terjadi). Perjalanan ke Jakarta yang sedianya berdurasi 50 menit rasa-rasanya juga lebih cepat. Belum sampai jam 10.30, pesawat sudah landing di Terminal 2 Bandara Soetta. Bagi yang menginginkan menggunakan taxi online, di Bandara Soetta kini sudah ada counter Gojek & Grab. Untuk Terminal 2, lokasinya ada di dekat pintu 2F. Saya sendiri menggunakan Gocar untuk perjalanan lanjutan ke Pamulang, Tangerang Selatan (biaya: Rp 183.000,- ditambah Rp 22.500 untuk tol & Rp 10.000 untuk parkir bandara). Alhamdulillah adik ipar yang punya rumah di sana bersedia menampung saya hingga saat terbang ke Saudi.

    Counter taxi online di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta
  12. Tanggal 15 Oktober 2020, heading to Graha Dirgantara di Jl. Raya Protokol Halim Perdanakusuma untuk tes PCR. Jaraknya sekitar 30 km dari tempat saya tinggal di Pamulang. Menggunakan Gocar, tarifnya Rp 105.000 plus biaya tol Rp 22.000. Proses tes-nya cukup cepat, tinggal datang, tunjukkan voucher & KTP, nanti diberi no antrian. Tak sampai menunggu lama, giliran saya pun datang (sekitar jam 8.30). Tes Swab dilakukan dengan mengambil sampel lewat kedua lubang hidung dan tenggorokan. Selesai tes, langsung saya pulang saja ke Pamulang. Pakai Gocar lagi, biayanya 107.000 plus tarif tol 22.000.

  13. Tanggal 16 Oktober 2020, tepat jam 5.42 pagi, hasil tes PCR dikirimkan via email. Alhamdulillah hasilnya negatif COVID-19. Indofarma Lab hanya mengeluarkan hasil tes dalam bentuk softcopy dan dikirim lewat email. Jadi kita tidak perlu datang lagi ke tempat tes. Konsekuensinya, kita perlu print sendiri hasil tes ini untuk keperluan check in penerbangan Saudia. Saya sendiri print 3 lembar untuk jaga-jaga saja.

    Potongan hasil tes PCR

Alhamdulillah, dengan keluarnya hasil tes PCR berarti semua dokumen yang diperlukan untuk terbang ke Saudi telah terpenuhi. Semoga Allah beri kemudahan, keamanan, dan kesehatan di penerbangan esok hari tanggal 17 Oktober 2020.