Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai persiapan keberangkatan ke Saudi di Indonesia (disini). Jadi setelah mendapatkan surat keterangan negatif Covid dari Lab Indofarma, hasil print-nya jangan lupa dibawa ke bandara. Nanti di bandara Soetta, surat ini ditunjukkan pada saat mau check-in. Setelah melalui proses pemeriksaan surat ini, proses selebihnya sama dengan penerbangan biasa. Ingat, tetap pakai masker & jaga jarak dengan orang lain dimanapun anda berada di area bandara Soetta, termasuk di dalam pesawat. Saya pribadi buka masker hanya saat makan di pesawat, itupun terpaksa. Mau bagaimana lagi, lapar, harus makan & ndak bisa makan kalau masker tidak dibuka 😀.

Pada saat di dalam pesawat, kru kabin membagikan semacam surat pernyataan yang wajib ditandatangani setiap penumpang. Inti dari surat ini adalah bahwasannya penumpang yang akan tiba di Saudi siap mentaati protokol kesehatan setibanya nanti. Tiba di New King Abdulaziz International Airport yang masya Allah super megah, surat pernyataan ini akan diminta oleh tim dari Kementerian Kesehatan Saudi. Selain itu, hasil tes PCR yang telah kita print juga harus ditunjukkan dan setelah itu akan di-stempel. Lepas dari dari pengecekan ini, proses selanjutnya seperti biasa (imigrasi dan x-ray bagasi).

Setelah kelar urusan di bandara, kewajiban yang paling penting adalah segera install aplikasi Tetaman dan Tawakkalna, maksimal 8 jam setelah tiba di bandara. Jam persis kedatangan kita di bandara tercatat sewaktu pengecekan di imigrasi dan bisa kita lihat di aplikasi Absher. Perhatikan jangan sampai lupa install kedua aplikasi di atas atau kita akan denda. Salah satu dari sekian banyak kegunaan aplikasi Tawakkalna dan Tetaman adalah untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan kita dan juga memantau pergerakan kita sehingga bisa diketahui apakah kita mematuhi protokol isolasi atau tidak. Apabila kita tidak mematuhi protokol isolasi, harap diperhatikan ada denda yang besarnya lumayan (kalau tidak salah 500.000 SAR).

Soal durasi isolasi, kita diberi 2 pilihan: (1) isolasi mandiri 7 hari full tanpa tes PCR lagi, atau (2) isolasi mandiri 2 hari kemudian tes PCR lagi. Untuk opsi (2), apabila hasil PCR negatif COVID-19 berarti masa isolasi berakhir segera setelah hasil PCR keluar. Saya pribadi awalnya memilih opsi pertama, yakni ketika aktivasi aplikasi Tetaman tidak mencentang kesediaan untuk di-tes PCR. Namun karena hari ke-5 setelah kedatangan Pak Dosen memutuskan untuk ujian offline, terpaksa harus pergi ke kampus sebelum 7 hari dan berarti harus beralih ke opsi kedua.

Ternyata proses untuk apply tes PCR di Saudi sangat-sangat mudah dan gratis. Untuk keperluan ini, kita tinggal mengunduh aplikasi Sehhaty untuk mendaftar tes PCR secara online. Jadwal tersedia dari pagi hingga larut malam dan pengambilan sampel dilakukan secara drive thru. Lokasi tes yang terdekat dari asrama kampus mahasiswa KAU adalah di kampus KAU itu sendiri. Saya pilih jadwal pengambilan sampel hari Senin jam 18.30. Tidak sampai 24 jam hasil tes sudah bisa dilihat di aplikasi-aplikasi tadi (Tetaman dan Tawakkalna). Alhamdulillah negatif, disertai doa supaya kita tetap sehat selalu.

Notifikasi hasil PCR di aplikasi Tawakkalna. Tes swab tanggal 19/10/2020 malam, keluar hasil tanggal 20/10/2020 siang setelah dzuhur

Terima kasih kepada Pemerintah Saudi for this great service.