Ketika membaca panduan ujian komprehensif (comprehensive exam) program PhD in Electrical and Computer Engineering (ECE) KAU, ingatan saya tiba-tiba melayang ke awal tahun 2018 ketika saya mendapatkan LoA untuk kuliah PhD di University of Malaya, Malaysia (baca: Lika-Liku Mencari Beasiswa S3).

Di surat sepanjang 5 halaman tersebut disebutkan beberapa poin candidature requirement. Selain ujian proposal dan progress tesis (yang ini tentu saja ada di semua program PhD di seluruh dunia), ternyata syaratnya “hanya” harus menghadiri (a) kuliah metodologi riset, dan (b) kuliah bahasa Melayu. Sudah, itu saja, ndak ada syarat harus lulus mata kuliah wajib A, B, C dan/atau mata kuliah pilihan X,Y,Z. Kemudian saya bandingkan dengan kurikulum PhD ECE di KAU, saya jadi berpikir, enak banget ya kuliah di Malaysia, haha. Tapi alhamdulillah ada hikmah yang bisa didapat. Kuliah PhD di KAU (dan di Saudi pada umumnya) “memaksa” kita untuk me-review kuliah-kuliah dasar yang mungkin di jenjang Sarjana kurang begitu dipahami.

Selayang Pandang

Yang namanya ujian (dalam konteks akademik), dimanapun ndak ada yang enak, apalagi kalau ujiannya ujian komprehensif. Jangankan ujian komprehensif, ujian satu mata kuliah saja sudah terasa berat buat saya. Dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau ujian komprehensif ini ujian yang cakupannya lintas mata kuliah. Sulit? Sudah pasti. Tapi karena sudah menjadi salah satu requirement di program PhD ECE KAU, ya mau tidak mau harus dijalani.

Di PhD ECE KAU, ujian komprehensif ini menjadi syarat wajib bagi mahasiswa PhD untuk menjadi “PhD candidate”. Saya pribadi tidak mau ikut berpolemik dengan sebagian orang yang agak risih dengan istilah “kandidat”, tapi itulah istilah resmi yang dipakai di KAU. Ujian ini oleh department diadakan setahun 1 kali dan cakupan ujiannya mencakup undergraduate level course (mata kuliah level sarjana) dan graduate level course (mata kuliah master).

Struktur Ujian

  1. Ujian terdiri dari dua bagian yang diadakan secara terpisah di dua waktu yang berbeda. Bagian pertama adalah level BS (sarjana) dan bagian kedua adalah level MS (master). Untuk bisa mengikuti bagian kedua (level MS), bagian pertama harus dilewati dulu. Artinya, mahasiswa yang gagal lulus di bagian pertama tidak diperbolehkan mengikuti bagian kedua, dan ini dihitung sebagai satu percobaan.

  2. Untuk bisa lulus ujian komprehensif, mahasiswa PhD harus lulus di kedua bagian ujian. Syarat kelulusan di tiap bagian adalah mendapatkan nilai minimal 70 (dari 100).

  3. Apabila mahasiswa gagal lulus di percobaan pertama, department masih memberi kesempatan untuk mencoba di kesempatan kedua, dengan syarat nilai di percobaan pertama tidak kurang dari 30. Apabila masih gagal di percobaan kedua, department masih mungkin memberi kesempatan ketiga (tapi ini case by case). Syaratnya, nilai di kedua percobaan sebelumnya tidak kurang dari limit 30 di atas dan yang bersangkutan menunjukkan potensi riset yang bagus (dibuktikan dengan publikasi selama menempuh mata kuliah).

  4. Bagian pertama ujian terdiri dari 12 soal, tapi yang wajib dijawab hanya 5. Keduabelas soal tersebut mencakup mata kuliah ini:

    • Electric Circuit (EE301)
    • Electronics (EE311 dan EE312)
    • Digital Design (EE360)
    • Electromagnetics (EE302)
    • Communications (EE321)
    • Power Systems (EE351)
    • Electric Machines (EE341)
    • Automatic Control (EE331)
    • Advanced Programming (EE364)
    • Probability (IE331)
    • Signals and Systems (EE370)
    • Microcontrollers and Microprocessors (EE366)
  5. Bagian kedua ujian terdiri dari 6 soal yang mencakup 3 submajor, yang berarti ada 2 soal di tiap submajor. Mahasiswa menentukan submajor pilihannya sebelum ujian. Dari keenam soal tersebut, hanya 4 yang wajib dijawab. Ini berarti mahasiswa boleh saja memfokuskan diri di 2 submajor. Pilihan submajor yang tersedia adalah

    • Systems and Control
    • Power System Stability and Protection
    • Electric Machines
    • High Voltage
    • Digital Communications
    • Signal Processing
    • Antennas and Propagation
    • Networks
    • Advanced Digital Design
    • Computer Architecture
    • Biomedical Measurement and Instrumentation
    • Biomedical Signals and Systems
    • Clinical Engineering

    Tentu saja bagian kedua ini lebih sulit dibanding bagian pertama, walaupun jumlah soalnya lebih sedikit.

Penutup

Saya sendiri belum menempuh ujian komprehensif ini ketika tulisan ini dibuat. Tapi dari tulisan ini, kira-kira bisa dibayangkan tingkat kesulitan menempuh PhD Teknik Elektro di KAU. Mudah-mudahan bermanfaat bagi saya pribadi (sebagai hard reminder 😐) dan bagi yang membaca.