Di penghujung bulan Mei 2022 ini, saya ingin berbagi sedikit kebahagiaan. Kebahagiaan dengan datangnya 3 kabar gembira yang berkaitan dengan studi saya. Studi S3 memang stressful, makanya kabar gembira sekecil apapun bisa jadi sumber kebahagiaan. Every good news is a great good news. Alhamdulillah…

Kabar Pertama: Paper Accepted

Kabar gembira yang satu ini sangat-sangat tipikal bagi seorang mahasiswa PhD. Kehidupan PhD memang tidak terlepas dari riset dan publikasi. Publikasi artinya ada jurnal yang mau mempubikasikan hasil karya kita. Kalau tidak ada yang mau bagaimana? Ya bisa jadi hidup kita sebagai mahasiswa PhD akan sulit :).

Manuskrip saya alhamdulillah diterima di Energy Reports (jurnal Q1 Web of Science) lewat notifikasi email yang datang pada tanggal 24 Mei berikut,

Dear Mr. Budiman,

Thank you for submitting your manuscript to Energy Reports.

I am pleased to inform you that your manuscript has been accepted for publication.  

My comments, and any reviewer comments, are below.   
Your accepted manuscript will now be transferred to our production department. We will create a proof which you will be asked to check, and you will also be asked to complete a number of online forms required for publication. If we need additional information from you during the production process, we will contact you directly.

We appreciate you submitting your manuscript to Energy Reports and hope you will consider us again for future submissions.

Kind regards,
Nelson Fumo
Editor-in-Chief

Energy Reports

Berbicara tentang publikasi, paper ini bukanlah paper pertama saya yang terbit di “jurnal bereputasi” (meminjam terminologi Dikti). Dulu sewaktu menempuh studi S2, saya juga publish di beberapa jurnal bereputasi. Namun, saya tetap merasa bahwa saya termasuk newbie dalam hal publikasi hingga saat ini, sehingga paper ini terasa begitu istimewa. Apa sebab?

  • Paper ini boleh dibilang adalah paper pertama berhasil tembus di jurnal bereputasi yang ide besarnya dari saya sendiri. Hal ini tentu tanpa mengesampingkan kontribusi dari penulis lain. Di paper ini, mulai dari ide besar, kontribusi, desain dan implementasi coding, hingga ke penulisan, semuanya alhamdulillah saya yang mengusulkan. Pembimbing tesis lebih berperan sebagai asesor dan tentu saja penyandang dana, hehe. Beberapa paper saya semasa studi S2 juga berhasil tembus di jurnal bereputasi, tapi ide besarnya datang dari pembimbing tesis.

  • Ini pertama kalinya saya jadi penulis korespondensi (corresponding author) di sebuah jurnal bereputasi, sehingga saya jadi mengerti betul proses terbitnya sebuah paper, dari mulai submission awal, revisi, hingga post-acceptance processing. Bagi saya, ini jadi pengalaman berharga. Di paper semasa S2 yang berhasil tembus jurnal bereputasi, yang berperan sebagai penulis korespondensi adalah pembimbing saya. Peran saya “hanya” menyiapkan manuskrip awal dan mengerjakan revisi. Menjadi penulis korespondensi sendiri sejatinya bukan peran baru bagi saya. Saya pernah juga jadi penulis korespondensi di beberapa paper lain, namun levelnya hanya jurnal nasional dan seminar. Untuk yang levelnya jurnal internasional bereputasi, ya baru kali ini.

  • Perjalanan paper ini dari submission awal hingga notifikasi penerimaan memakan waktu kurang lebih 7 bulan (saya mengumpulkan manuskrip awal pada tanggal 18 Oktober 2021). Ini sungguh di luar dugaan. Saya kira jurnal berbayar itu waktu pemrosesan-nya cepat, ternyata tidak selalu seperti itu. Dalam kurun waktu 7 bulan itu, saya harus melewati review 4 ronde dengan 6 reviewer yang cukup melelahkan. Diantara proses submission jurnal yang pernah saya lewati, sepertinya ini yang paling berat. Tapi alhamdulillah semua bisa dilewati dengan pertolongan Allah.

Paper kami ini bisa di-unduh secara gratis (karena open access) di sini.

Kabar Kedua: Pulang

Tepat pada tanggal 27 Mei, saya terbang ke Indonesia dalam rangka liburan musim panas. Dan tepat hari berikutnya, yakni tanggal 28 Mei, saya tiba di negeri tercinta ini. Sudah sekitar 7 bulan saya meninggalkan istri dan anak di tanah air. Lama sekali rasanya. Karena belum memungkinkan membawa keluarga ke Saudi, tiket pulang tahunan ini menjadi solusi sementara. Apalagi ini bagian dari fasilitas beasiswa yang diberikan KAU. Jangan ditanya betapa bahagianya saya bertemu keluarga. Mereka adalah harta paling berharga yang saya punya :).

Kabar Ketiga: Lulus Ujian Komprehensif

Kabar kelulusan di ujian komprehensif saya terima ketika baru 2 hari berada di Indonesia, tepatnya sore hari (waktu Indonesia) tanggal 29 Mei. Kabar disampaikan langsung oleh Chairman ECE Department KAU (Dr. Abdullah Balamesh) melalui pesan WhatsApp. Isinya pendek saja,

Congratulations. You have passed the comprehensive exam

Kalau ditanya mana yang lebih krusial antara paper accepted di jurnal atau lulus ujian komprehensif, saya terus terang bingung jawabnya. Dua-duanya sama pentingnya. Namun yang jelas, ujian komprehensif ini bagi saya jadi obstacle yang paling “horor” selama studi S3 ini. Bagaimana tidak, betapapun produktifnya kita menghasilkan paper selama studi, kita belum berhak mengerjakan tesis secara formal kalau belum lulus ujian komprehensif. Dan apabila kita belum lulus ujian komprehensif di kesempatan kedua, mau tidak mau harus angkat kaki dari KAU, alias di-DO. Ini bukan isapan jempol belaka, karena saya tahu pernah ada mahasiswa yang mengalaminya. Makanya, kabar kelulusan di atas menjadi milestone yang sangat penting dalam studi S3 di KAU ini.

Oh ya, kami melaksanakan ujian komprehensif pada tanggal 24 dan 31 Maret atau tepat sebelum bulan Ramadhan kemarin. Tanggal 24 untuk ujian tahap 1 (materi kuliah S1) dan tanggal 31 untuk ujian tahap 2 (materi kuliah S2). Sebuah ujian 2 tahap yang sangat menguras tenaga dan pikiran. Ujiannya memang hanya 2 hari, tapi saya membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan untuk persiapan.

Tiada hentinya saya mengucapkan syukur alhamdulillah atas 3 kabar gembira di atas. Mudah-mudahan Allah mudahkan langkah selanjutnya.